Namaku Rissa, Umur 23 tahun, indo belanda, single, tinggi, putih, periang, tinggal di apartemen atrium senen sendirian aja. Ortu udah pindah ke belanda, kakakku dua2nya kerja di australia, adikku ikut suaminya ke inggris, jadi aku sendiri masih di indonesia, sedih juga hidup sendirian
tapi aku masih dugem ama temen2ku kalo lage suntuk, siang kerja keras malam enjoy saja, yang jelas jalani hidup apa adanya.
Mencari pasangan hidup jgn berharap terlalu tinggi, aku juga bukan orang yang suka pilih-pilih
tapi jika engkau memang cocok buatku dan mau jadi pacarku
aku mau saja ....
asalkan kamu memang setia dan selalu mencintaiku
janji loh " akan selalu setia dan mencintaiku"
mudahkan syaratnya
syarat yang terakhir adalah
"KAMU HARUS MAU MENERIMA AKU APA ADANYA"
mungkin ini yang sulit bagi kamu untuk menerimanya
, kalo ga sanggup aku juga ga maksa kok
memang sudah nasibku... (sumber : pos medan)
Jumat, 12 Oktober 2012
Selasa, 09 Oktober 2012
Rabu, 03 Oktober 2012
Foto Hot Toket Selebritis
Selasa, 02 Oktober 2012
"Ngentot Dengan Gadis Kembar"
Tidak berbeda dengan Dea, Iis juga
berkulit putih bersih. Hanya tubuhnya sedikit lebih tinggi. Tapi
wajahnya memang mirip Dea, bak pinang dibelah dua. Dan ketika Iis telah
telanjang bulat, maka sama seksinya dengan Dea. Buahdadanya padat berisi
dengan puting susu yang kecoklatan, pinggangnya ramping, pinggulnya
montok dengan bulu jembut dipangkal pahanya hitam lebat dan keriting.
Adi menelan ludah, tidak
terbayangkan sebelumnya harus bercinta dengan dua perempuan kembar
sekaligus. Iis ternyata lebih agresif dari Dea. Didekatinya Adi dan
langsung mengulum bibir pemuda itu dengan bernafsu membuat Adi sedikit
gelagapan dan mencoba mengimbangi. Maka keduanya terlibat dalam cumbuaan
yang bergelora disaksikan Dea yang masih tertegun.
Pengalaman hari ini benar-benar
luar biasa bagi Dea. Pertama kali ia tidur dengan lelaki lain yang bukan
suaminya dan mendapatkan kenikmatan yang menggetarkan. Sekarang ia
menyaksikan saudara kembarnya sedang bergelut mesra dengan Adi. Baru
pertama itu dia menyaksikan perempuan dan lelaki bercinta, didepan
matanya pula.
Tanpa sadar ia menyimak semua
perbuatan mereka dengan gairah yang perlahan bangkit. Iis memang lebih
punya pengalaman dengan lelaki. Ia telah kawin cerai dua kali. Sedangkan
tidur atau selingkuh dengan lelaki lain entah sudah berapa banyak.
Karena itu Iis lebih aktif dan tahu bagaimana mencumbui lelaki dan
memberikan rangsangan bagi pasangannya dan dirinya.
Kini mulutnya mulai merambahi
dada Adi yang telah terlentang pasrah, sementara tangannya telah
meremasi batang kontol besar yang telah tegang itu. Jilatan lidahnya
didada Adi memberikan rangsangan yang nikmat bagi pemuda itu. apalagi
ketika mulutnya semakin turun kebawah , keperutnya terus kepangkal
pahanya.
Adi merem-melek keenakan ketika
batang kontolnya mulai dijilati mulut Iis dengan penuh nafsu. Kuluman
dan jilatan mulut Iis memang jauh lebih pintar dari Dea yang masih
amatiran. Apalagi ketika Iis mengajak Dea untuk ikut nimbrung menjilati
batang kontol yang semakin tegang mengeras itu.
Dengan patuh Dea, yang juga
telah dilanda nafsu, mengikuti ajakan Iis. Maka batang kontol itu kini
dikerubuti oleh jilatan dan kuluman mulut dua perempuan kembar. Iis
seperti mengajari Dea bagaimana caranya memperlakukan kemaluan lelaki.
Karena sehabis ia melakukan gerakan tertentu dengan mulutnya, disuruhnya
Dea melakukan hal yang sama. Sehingga batang kontol Adi secara
bergantian dikulum, dijilat dan dihisap oleh mulut kedua perempuan
kembar itu. Adi benar-benar merasakan kenikmatan diperlakukan seperti
itu, tubuhnya bergetar menahan rangsangan yang sedang melandanya.
Sementara itu Adi juga tidak
tinggal diam. Kedua tangannya juga mulai merambahi pinggul kedua
perempuan itu yang menungging. Tangannya merambahi belahan kemaluan si
kembar yang juga telah merekah. Dengan jemarinya dirabai bibir kemaluan
diantara lembah berbulu lebat itu. Jari tengahnya disusupkan kedalam
lubang memek yang basah setelah sebelumnya mengelitiki kelentit yang
membuat kedua perempuan itu mengelinjang geli.
“Ayo den terus, enak ah!” desis Iis keenakan.
Ketiganya terus saling
merangsangi pasangannya hingga akhirnya Iis menghentikan kulumannya dan
bangkit. Rupanya ia telah sangat bernafsu untuk menuntaskan birahinya.
Langsung saja diatur posisinya sambil berjongkok mengangkangi batang
kontol yang tegang dan masih dipegang Dea.
“Oyo De arahkan” pintanya
Diturunkan pinggulnya dan Dea dengan patuh mengarahkan batang kontol Adi yang dipegangnya kelubang memek Iis yang merekah basah.
Iis
segera menekan pinggulnya ketika kepala kontol itu telah tepat didepan
lubang memeknya, sehingga dengan lancar batang kontol itu terhujam masuk
kedalam lubang kenikmatannya.
“Duh bapa !” desisnya merasakan
nikmat ketika batang kontol yang besar dan keras itu mengelorosor masuk
kedalam lubang memeknya yang telah gatal-gatal nikmat.
Adi juga merasakan kenikmatan
yang sama dan semakin nikmat ketika Iis mulai mengerakkan pinggulnya
turun naik dengan berirama. Adi mulai bisa merasakan bahwa goyangan Iis
memang lebih pintar tapi lubang memek Iis terasa lebih longgar
dibandingkan punya Dea. Mungkin karena Iis telah tidur dengan banyak
lelaki sehingga lubangnya terasa lebih besar.
Tidak demikian dengan Iis
hujaman batang kontol Adi dirasakan cukup besar dan keras sehingga
mendatangkan kenikmatan yang sangat.
Tubuh
Iis menghentak-hentak bagaikan penunggang kuda liar. Ditariknya Dea
yang bengong agar menempatkan selangkangannya diatas mulut Adi untuk
dijilati.
Maka kembali ketiganya terlibat
dalam pertandingan yang seru dan nikmat. Adi sambil celantang menikmati
batang kontolnya yang keluar masuk memek Iis sambil mulutnya mulai
menjilati lubang memek Dea yang setengah berjongkok dengan kedua paha
yang mengangkang. Sementara mulut Dea ikut pula melumati puting buah
dada Iis yang montok.
Hujaman kontol Adi di lubang
memeknya dirasakan sangat nikmat oleh Iis, entah karena sudah cukup lama
tidak melakukan senggama atau memang karena kontol itu panjang dan
besar. Sehingga makin lama gerakan dan goyangan pinggul Iis makin
menggila karena dirasakan puncak syahwatnya semakin dekat. Akhirnya
dengan gerakan yang menghentak ditekannya pinggulnya kebawah sehingga
batang kontol itu menghujam sedalam-dalamnya kedalam lubang memeknya.
“Duhh…!….ahhhh!” pekiknya
panjang ketika dirasakan sesuatu berdesir didalam lubang memeknya dan
mendatangkan kenikmatan yang luar biasa.
Tubuhnya terasa lunglai dan ambruk mendekap tubuh Dea yang masih menjilati buah dadanya.
“Aduh De enaknya..” desisnya.
“Sudah keluar Is?” tanya Dea yang dijawab Iis dengan anggukkan.
“”Ayo atuh gantian, Dede juga sudah mau lagi” kata Dea tidak malu-malu lagi.
Iis sebenarnya masih mau
melanjutkan gerakannya karena dirasakan batang kontol Adi yang masih
terhujam di lubang memeknya masih terasa mengacung.
“Silakan” kata Iis sambil bangkit dan terlepaslah pertautan kemaluan mereka.
Memang batang kontol Adi masih
keras mengacung. Rupanya kondisi Adi masih fit biarpun telah bertempur
dengan dua perempuan. Kini ia ingin cari posisi lain, disuruhnya Dea
menungging dan disodok dari belakang.
Pinggul
Dea yang putih mulus dan montok mendongak keatas dengan belahan
jembutnya yang berbulu lebat mengintip diantara pangkal pahanya. Adi
menelan ludah melihat pemandangan itu. Sambil mengelus-elus batang
kontolnya didekati pinggul perempuan itu yang sudah menunggu. Diarahkan
batang kontolnya kebelahan yang terjepit diantara paha yang juga putih
mulus.
Dengan dorongan lembut dimasukan
batang kontolnya kedalam lubang memek itu. terasa sempit karena dengan
posisi itu lubang memek itu terjepit kedua paha.
“Ah….!” Desis Dea ketika dirasakan batang kontol yang besar dan tegang menyelusup kedalam lubang memeknya.
Dengan
memegang pinggul gadis itu perlahan digerakkan pinggulnya sehingga
batang kontolnya mundur maju dibalam lubang memek yang masih terasa
sempit itu. Dea menggigit bibirnya merasakan nikmat demikian juga dengan
Adi, gesekan batang kontolnya didalam lubang memek itu mendatang
sensasi yang luar biasa.
Adi mengerakkan pinggulnya semakin cepat dan berirama. Tubuh Dea ikut terguncang-guncang mengikuti gerakan itu.
“Ah …Den, terussss Den” desis Dea semakin bernafsu.
Sementara itu Iis juga mulai
bernafsu lagi menyaksikan adegan yang tengah berlangsung, dengan
perlahan ditempatkan tubuhnya dibawah tubuh Dea dengan kepalanya berada
diantara paha Dea sedangkan pangkal pahanya yang mengangkang dibawah
muka Dea untuk dijilati.
Tangan Iis merabai selangkangan
Adi dan mengusap-usap biji pelernya serta merabai bibir kemaluan Dea
yang sedang di hujami batang kontol Adi. Sementara Dea telah pula
menjilati selangkangan Iis terutama bibir memeknya yang ditutupi
rimbunan bulu jembut.
Kembali ketiganya bertarung
mancari kenikmatan. Adi berpikir berarti sehabis Dea, dia harus melayani
Iis yang sudah mulai birahi lagi. Gila, pikirnya. Tapi ia yakin sanggup
mengatasinya. Memang semangat mudanya membuatnya semakin penuh
keyakinan untuk melakukannya. Maka goyangannya semakin cepat saja.
Dan Dea juga merasakan semakin
nikmat, apalagi kelentitnya yang dirabai Iis membuatnya semakin naik
birahi. Hingga akhirnya sesuatu mendesir didalam kemaluannya.
“Ah……uhh….ahhh!” pekiknya
kesetanan merasakan orgasme yang kesekian kali di pagi ini. Adi tahu Dea
sudah klimaks tapi dirinya belum merasakan.
“Gantian De, memekku sudah gatel lagi” pinta Iis. Dea faham dan Adi mencabut batang kontolnya.
“Ayo Den, tuntaskan “ pinta Iis
masih terbaring dengan kedua kaki mengangkang. Adi segera mengatur
posisi diatasnya dan langsung menghujamkan batang kontolnya ke lubang
memek Iis yang telah menganga.
“Ahh ..!” desisinya sambil mendekap tubuh Adi erat.
Kembali
keduanya berpacu penggapai nikmat masing-masing. Adi dengan
hentakan-hentakan keras mengerakkan pinggulnya maju mundur
menghujamankan batang kontolnya kedalam liang memek Iis.
“Ayo den, tancap terus.” Desah
Iis menikmati hujaman Adi yang secara perlahan merasakan bahwa batang
kontolnya semakin keras dan sensitif.
Demikin juga dengan Iis, lubang
memeknya semakin licin dan nikmat. Nampaknya keduanya akan segera
mencapai puncak. Mereka berpacu semakin binal dan liar. Keduanya ingin
menuntaskan permainan dengan kenikmatan yang setinggi-tingginya.
Hingga akhirnya Iis mendekap keras tubuh Adi sambil melenguh kenikmatan dan bersamaan dengan itu Adi juga mengerang.
“….!…..!….!”
“Ahhhh….ahhh!” desis Adi
“Duh bapa, enak sekali” desis Iis hampir bersamaan.
Tubuh keduanya meregang tapi berdekapan erat. Keringat bercucuran dan bersatu. Tuntas sudah pertempuran segi tiga di pagi itu.
"Ngentot Sekretarisku Yang Seksi"
Minggu
pertama hari-hari di kantor begitu indah dan rasanya sangat cepat
berjalan. Namanya Indah Rita Purwati, oh... rasanya kerjaku semakin
bersemangat. Setiap kali dia datang ke kamar kerjaku membawa surat atau
minumanku, aku mulai menancapkan busur-busur asmaraku dari mulai
menggenggam tangannya, mencium hidung dan keningnya tetapi masih cukup
sopan, jangan sampai dia kaget atau marah. Tapi aku yakin, dia pun ingin
diperlakukan demikian karena ternyata dia tak menolak bahkan kerjanya
semakin rajin dan cekatan bahkan tak pernah bolos (termasuk ketika
datang matahari, eh.. datang bulan).
Kupikir tak apa, malah aku senang,
toh aku belum mau pakai, yang penting bisa mencium bibirnya, hidungnya,
keningnya dan dari hari ke hari kami semakin tenggelam dalam asmara.
Ketika itu, tahun 2002, dia sudah punya pacar bahkan pacarnya terus
memintanya untuk segera menikah. Herannya, menurut pengakuannya, dia
semakin benci dan tidak berniat kawin dengan pacarnya itu. Weleh-weleh-
weleh, rupanya jerat cintaku telah merasuki jiwanya.
Sampai
suatu hari (3 bulan kemudian), aku memberanikan diri untuk mengajaknya
pergi ke luar kota di hari Minggu, karena tidak mungkin kami mencurahkan
cinta kasih kami di kantor. Dia setuju dan berjanji untuk menungguku di
sebuah pasar swalayan tak jauh dari rumahnya. Maka ketika mobil kami
meluncur di tol Jagorawi menuju Bogor dan kemudian ke Pelabuhan Ratu
Sukabumi, hati kami semakin berbunga-bunga sebab kami akan dapat
mencurahkan segalanya tanpa takut diketahui orang atau pegawai lain di
kantor maklum kedudukanku sebagai kepala cabang bank swasta terkemuka di
samping sudah beristeri dan beranak dua.
"Rit....", kataku pelan ketika mobilku keluar pintu tol.
"Ada apa Pak?", Rita menjawab manis sambil melirikku.
"Sekarang jangan panggil bapak, panggil saja Papah, biar nanti orang mengira kita ini suami-isteri."
Dia
mencubit pahaku sambil tersenyum manja, dan tangannya kutahan untuk
tetap memegang pahaku, dia mendelik manja tapi juga setuju.
"Pah... kamu nakal deh", sambil mencubit sekali lagi pahaku.
Wah,
rasanya aku seperti terbang ke langit mendengar Rita mengatakan "Papah"
seperti yang kuminta. Sebaliknya, aku pun mulai saat itu memanggil Rita
dengan sebutan "Mamah" dan kami saling memagut cinta sepanjang
perjalanan ke Pelabuhan Ratu itu, laksana sepasang sejoli yang sedang
mabuk cinta atau pengantin baru yang akan ber-"honey-moon" , sehingga
tak terasa mobilku sudah memasuki halaman Hotel Samudera Beach. Pelabuan
Ratu yang berada di tepi Samudra Hindia dengan ombaknya yang terkenal
garang.
Laksana suami isteri, aku dan Rita masuk dan menuju "reception
desk" untuk check-in minta satu kamar yang menghadap ke laut lepas.
Petugas resepsi dengan ramah dan tanpa rewel (mungkin karena aku
ber-Mamah-Papah dan terlihat sebagai suami isteri yang sangat serasi,
sama ganteng dan cantiknya) segera memberikan kunci kamar, sambil minta
seorang room-boy mengantar kami ke ruangan hotel di lantai tiga kalau
aku tak salah. Segera kututup pintu kamar, di-lock sekaligus dan pesan
supaya kami tidak diganggu karena mau beristirahat. Aku dan Rita duduk
berhadapan di pinggir tempat tidur sambil tersenyum mesra penuh
kemenangan. Akhirnya, angan-angan yang selalu kuimpikan untuk
berdua-duaan dengan Rita ternyata terlaksana juga. Kukecup hidungnya,
keningnya, telinganya, Rita menggelinjang geli. Kusodorkan mulutku untuk
meraih mulutnya, dia terpejam manja dan ketika bibir kami bersentuhan
dan kuulurkan lidahku ke bibirnya, ternyata dia langsung menyedot dan
melumat lidahku dalam-dalam.
"Ooohhgghh, Paahh", Rita mulai terangsang dan merebahkan badannya
Aku
segera saja menggumulinya dan menaiki badannya. Rita melenguh dan
terpejam, kemaluanku bergesekan dengan selangkangannya dan bau harum
parfumnya semakin merangsang nafsuku.
"Paahh, kita buka pakaiannya dulu, nanti lecek."
Oh, harum sekali mulutnya, kulumat habis wajahnya, kupingnya, jidatnya dan mulutnya.
"Paahh, bandel nih, kita buka dulu bajunya!"
Aku masih terengah-engah menahan nafsuku yang membara, kemaluanku semakin menegang menggesek selangkangannya.
"OK Mahh... yuuk dibuka dulu."
Karena
sudah sama-sama ngebet, kami saling membukakan pakaian dan setelah
T-Shirt-nya kulepas, terlihat sepasang gunung menyembul putih, dan mulus
sekali. Kami berpandangan setelah tak selembar benang pun menempel.
Kudekap Rita yang mulus, putih, harum itu, kujilati semuanya sambil
berdiri, sementara kemaluanku sudah tegang memerah, apalagi ketika Rita
mulai meraba dan meremas batang kemaluanku.
Kutelentangkan dia di tempat
tidur. Oh... betapa mulusnya badan Rita, sempurna sekali seperti
bidadari. Pinggulnya yang montok, buah dadanya yang putih kencang dengan
puting merona merah dan kemaluannya yang dijalari rambut kemaluan yang
tidak terlalu lebat jelas menampakkan bentuknya yang sempurna tanpa
cacat, dan kelentit yang merah terlihat rapi dan belum menonjol keluar
karena memang Rita masih perawan. Kujilati dari ujung kaki sampai ujung
jidatnya yang mulus, naik ke atas, berhenti lama di bawah kemaluannya.
Kumainkan lidahku di antara selangkangannya, Rita melenguh, terus
kukulum-kulum kemaluannya, klitorisnya yang merah dan beraroma harum,
tambah lama tambah merambah ke dalam lubang kemaluannya yang merah.
"Ogghh… Paahh, geliii… terusss Pahh… ogghh… tapi jangan terlalu dalam Pahh... saakiiit…"
"Yaa
sayanggg", sambil terus lidah dan mulutku mengulum kemaluan dan
kelentitnya yang mulai terasa agak asin karena cairan kemaluan Rita
mulai keluar.
"Ogghh… Paah, adduuhh… Paahh, gelii… Pahh, Mamah kayaak maauu... ogghh."
Aku
terus menjilati seluruh kemaluannya dengan membabi buta, kuhirup
seluruh cairannya yang wangi itu, sekali-kali lubang pantatnya kujilati
dan Rita menggelinjang dan merintih setiap kali kujilat pantatnya.
Penisku
semakin tegang dan keras, urat-uratnya terlihat jelas menegang, aku
tahan terus supaya tidak ejakulasi duluan. Aku ingin memuaskan Ritaku
yang tentunya baru merasakan kenikmatan surga dunia ini bersama lelaki
yang dicintainya.
"Paahh, eemmggghh… teruss... Paahh, geellii... oooggghh... Pappaahh jaahhaatt!"
Aku
masih saja terus melumat, memamah, menggigit-gigit kecil lubang
kemaluan dan klitorisnya yang merah dan beraroma wangi, dan pantat Rita
semakin cepat naik turun sepertinya mau agar lidahku semakin masuk ke
lubang kemaluannya.
"Paahh, naik Paahh… udaahh donnkk… Mamahh nggak tahaan", sambil menarik tanganku.
Matanya
terpejam ayam, buah dadanya yang putih, mulus dan mengkel terlihat naik
turun. Aku menaiki badannya dan penisku yang sudah seperti besi terasa
menggesek bulu kemaluannya dan menempel hangat di sela-sela kemaluannya
yang semakin basah oleh ludahku dan cairan vaginanya. Kuremas dan
kuhisap buah dadanya, kukulum puting susunya yang merah muda, terasa
sedap dan manis. Rita menggelinjang dan semakin melenguh.
"Maahh, masukin yaa… penis Papah"
Dia
mengangguk sambil tetap terpejam. Kubidikan penisku yang sudah keras
itu ke lubang kemaluannya, dan kujajaki sedikit-sedikit lubangnya,
maklum Rita masih perawan, aku tak ingin menyakitinya.
"Pppaahh… masukkaan cepatt... Mamah nggak tahan Paah aahh..."
Kutancapkan
penisku lebih dalam, Rita merintih nikmat, pantatku naik turun untuk
mencari lubang kemaluannya yang masih belum tertembus penis itu, Rita
terus menggoyangkan pantatnya naik turun sambil terus merintih.
"Maahh,
penis Papahh udahh masuukk… oogghh mahh, vaginanya lezat,
menyedot-nyedottt. .. penis...", aku mulai merasakan kenikmatan yang
luar biasa, karena disamping Rita masih perawan, vaginanya juga punya
keistimewaan yang sering disebut "empot-empot ayam" itu.
Tambah
lama penisku tambah melesak jauh ke dalam vagina Rita dan ada beberapa
tetes darah sebagai tanda keperawanannya diberikan kepadaku, boss-nya,
kekasih barunya. Oh, betapa bahagianya hati ini.
"Paahh, saakkiitt… Paahh, tapi enaak… oooggghh.. Paahh, terus goyang paahh... oooghh… cepeetiinn paahh..."
Aku
semakin mempercepat goyangan pantatku naik turun dan penisku sudah bisa
masuk semuanya ke lubang kemaluan Rita. Aku bangun dan duduk sambil
kupeluk Rita untuk duduk berhadap-hadapan dengan tidak melepaskan
penisku. Rita duduk di pangkuanku dengan kaki melonjor ke belakang
pantatku. Penisku terus menancap di vaginanya dan Rita mulai
menaik-turunkan pantatnya.
"Paahh, oggghh... pahh", sambil melumat bibirku dan menggigitnya.
"Mmaahh, oogghh… aememmhh... maahh, goyang terusss... Papah mau keluarrrr."
Rita
semakin beraksi menaikturunkan pinggulnya yang bahenol dan putih bersih
dan aku pun meladeninya dengan menaikturunkan pantat dan penisku
semakin kencang juga.
"Pppaahh...
Papahh harus tanggung jawab yaa, kalau Rita hamil", ucapnya di
sela-sela nafasnya yang semakin ngos-ngosan. "Ritaa... emmhhggg… sayang
Pappaahh... biarin mengandung anak Papaah", manjanya.
Aku mengangguk saja sebab aku sangat mencintainya.
"Paahh... oogghh... emmgghh... Ritaa mauuu... keluaarrr... oomhh."
"Papahh..
jugaa... sayanggg.... ", jawabku sambil telentang lagi sedangkan Rita
tetap nongkrong berada di atas badanku dan vagina serta pantatnya naik
turun semakin cepat melumat habis batang penisku.
"Paahh...
Mamahh... oooghh... sssakittt, oooggghh... tapiii.. ennaakk", ketika
kubalikkan badannya dan kutancapkan penisku dari belakang.
Kugenjot
terus penisku keluar masuk lubang kemaluannya sambil kuremas-remas
pinggulnya yang mulus dan montok seperti gitar itu, Rita semakin
merintih, aku juga semakin tersengal-sengal menahan nafasku dan penisku
yang semakin liar. Waktu sudah berjalan sekitar 50 menit sejak kami
masuk kamar. Kuat juga pikirku, mungkin berkat latihan yogaku yang cukup
teratur, sehingga bisa menahan emosi dan cukup nafas. Aku memang rada
jago juga dalam bermain asmara di ranjang.
"Terruusss.. . Paahh... eemmhh... ogghh... Paahh... Paahh, ggghh... Mamahh maaooo keluaarr... oogghh... bareng Paahh."
Kucabut
dulu penisku dan Rita kuminta untuk telentang kembali dan lantas
kutindih lagi sebab aku ingin menatap dan menciumi wajah kekasihku
ketika kami sama-sama ejakulasi. Kutancapkan kembali penisku ke
vaginanya yang terlihat semakin memerah, kujilati dulu lendir-lendir di
kemaluannya sampai lumat dan kutelan dengan nikmat. Dia menggeliat.
"Cepat dong masukan lagi penisnya Pah!"
Dan
bbbleess… oh nikmat sekali rasanya vagina perawanku tercinta ini. Aku
seperti di awang-awang, saling mencintai dan dicintai. Kugoyang terus
pantatku semakin lama semakin kencang dan penisku keluar masuk vaginanya
dengan gagah, Rita terus melenguh kenikmatan sambil tangannya
memilin-milin puting susuku semakin membawa nikmat. Rita semakin
menggila goyangannya mengimbangi keluar masuk penisku ke vaginanya,
penisku terasa disedot-sedot dan dijepit dengan daging lunak yang
ngepres sekali. Keringat kami semakin bercucuran dan semakin
membangkitkan gairah cinta, kemudian tiba pada puncak gairah cinta dan
surga dunia kami yang paling indah, paling berkesan sekali disaksikan
laut kidul, dan kami berdua serempak berteriak dan mengejang.
"Paahh... Maahh... oogghh... mauuu keluuuarrr... ogghh... baarrrreeengg... yuuu..., oooghh... sayaang."
Kami
sama-sama mengejang, mengerang, merengkuh apa pun yang bisa direngkuh,
sebuah klimaks dua manusia yang saling mencintai dan baru dipertemukan,
meskipun sudah agak telat karena aku sudah berkeluarga.
"Ngentot Tetanggaku Yang Horny"
Kadang
aku sering senyum sendiri kalo inget cerita ini. Kisah ini terjadi
semasa aku masih kuliah,bermula saat aku menginjak pertengahan smester
3. Sebut saja aku Edo,Aku cowok biasa aja aku ngrasa gak ada yang
istimewa dari aku,bahkan mungkin sebagai cowok cenderung agak telat soal
bercinta.buktinya hingga saat itu aku belom mempunyai cewek,sedangkan
temen-temen kostku semua dah pada dapat gandengan sejak semester awal.
Hari
itu minggu pagi,seperti biasa aku duduk di teras depan sambil baca
koran ditemani secangkir kopi dan A-mild yang tinggal beberapa
batang.tiba-tiba berhenti sebuah mobil pick-up di depan rumah
kostku,rupanya ada yang mau menghuni rumah depanku yang sudah beberapa
bulan kosong. kulihat sejenak ada seorang laki-laki berumur 35an turun
diikuti seorang perempuan,belakangan kuketahui namanya mas Bram dan
istrinya mbak Lia.
Sesaat
ku amati mereka menurunkan barang-barang timbul rasa kasianku,karena
yang bantuin cuma ada satu orang kuli dan sopir.Timbul niatku untuk
berkenalan dan membantu mereka.
Sejak
saat itu aku sering main kerumah mereka.aku juga makin akrab dengan mas
Bram.Lama kelamaan aku jadi menganggap mas bram dan mak Lia seperti
kakaku sendiri,mas Bram kadang juga mengajakku terlibat dalam
bisnisnya,dia adalah disributor spare part yang baru mengembangkan
bisnisnya di kota ini,sedangkan kantornya masih di surabaya,sehingga dia
masih mesti sering ke surabaya hingga beberapa hari.
Suatu
hari,minggu pagi seperti biasa aku duduk-duduk diteras depan baca jawa
post sambil ngisep A mild.Tiba-tiba dari luar pintu pagar terdengar
suara mbak lia menyapa" Lagi nyantai dik?"." Eh,iya mbak"jawabku sambil
nglipet koran."bisa bantuin aku gak?""ngapain mbak?" "Betulin kran,dah
aku beliin tadi tapi gak bisa masangnya,mas Bram lagi kesurabaya"
tambahnya. "Ayuk" kataku sambil erus nylonong.
sekitar
15 menit aku selesai memasang kran,mbak lia dah nyiapin secangkir
kopi."makasih lo dik" katanya."Emm kalo mau nonton film nonton aja
tuh,kemaren mas bram beli VCD baru,mbak mau bikin pisang goreng" katanya
lagi. "Wah boleh lah" kataku.aku mulai buka buka tumpukan VCD dari
raknya.tiba2 kuliat ada seuah VCD bokep,ah cobain lah,tapi volumenya
sengaja aku kecilin biar mbak lia gak denger pikirku.akupun mulai
terlarut dengan film itu,adeganya mulai bikin kontolku mengeras.mataku
tak berkedip sekalipun,tiba-tiba mbak lia mengagetkanku dari
belakang,"Suka film Itu ya dik?" "Eh mbmbak.." mukaku jadi merah karena
malu campur kaget,buru buru ku ambil remote,tapi mbak lia segera
menimpali,"Gak apa-apa, lanjutin aja" Mbak juga pengin nonton kok"
katanya,akupun gak bisa berbuat apa-apa.
akhirnya
kami nonton berdua,tak ada sepatah katapun keluar dari mulutku walaupun
mbak lia duduk stau sofa denganku,tak terasa kontolku mulai menegang
lagi dan semakin tak tertahankan,bikin aku makin gelisah.Diam-diam mbak
lia melirik ke arahku,aku pura-pura terus liat film itu.Tapi sesekali
aku lirik dia juga nampak gelisah,dadaku makin berdegup tak karuan.
"Dik
Edo dah pernah?" tiba-tiba suara mbak ani memecahkan
suasana."Emm.."sebelum aku menjawab tiba-tiba mbak lia menggapai
tanganku,sambil berkata"Dik aku horny.."di bawanya tanganku ke arah
payudaranya yang besar dan montok itu.akupun tak bisa berbuat
apa-apa,semenara batang kontolku semakin keras saja.lalu dia mulai
menciumku,nafasnya terasa tersengal-sengal.akupun jadi makin
bernafsu,akhirnya ku kulum juga bibirnya yang sensual mirip bibirnya
sarah ashari itu,ooohh nikmat sekali bibir mbak lia. tangankupun mulai
lihai, kubuka branya dan kuremas-remas payudaranya yang montok dan
kenyal itu.ciumankupun kulanjutkan kelehernya yang jenjang dan mulus bak
porselin,terus turun hingga ke punting,,wooow...rasanya tak dapat
kulukiskan dengan kata-kata lagi.
Mbak
liapun jadi tambah belingsatan, oh...dik....teru...s,....ough...yah.,
dan tangannya mulai turun menjamah batang kontolku yang sudah sangat
tegang,dibukanya reslitingku,dan segera tugu pancoranku kluar menghadap
lagit-langit dengan gagahnya,"oh dik ...besar banget punyamu,"
katanya,sambil serta merta penundukkan kepalanya...di emutnya kontolku
mulai dari ujung,,ogh,,,...mmbba,,,k,..ennna,,,kk,diapun terus mengocok
kontolku kedalam rongga mulutnya ooohh..uhgg,akupun makin tak
tahan,terasa ada sesuatu yang mau mengalir deras dari saluran
kencingku,tapi berusaha aku tahan.mmb,,,ak..aku gak taha.n,,buru-buru
dia sudahi kocokanya,dan dia mulai lucuti semua pakaianya yang
tersisa.akupun tak tinggal diam.
Segera
ku buka T shirt dan jeans ku,hingga kami sama sama telanjang bulat.aku
masih dalam posisi duduk menghadap TV,lalu mbak lia ambil posisi duduk
di atas pangkuanku membelakangiku,sementara batang kontolku yang sudah
sangat keras dan mengkilat karena ludah mbak lia sudah tak sabar
menunggu.di pegangnya kontolku lalu di bimbingnya masuk ke liang
veginanya...ogh,,,rasanya,,benar-benar niknmat di jepit vagina mbak lia
yang lembut dan masih rapat itu,ugh....tanganku yang satu masih
meremas-remas payudaranya sementara tangan yang lain meraba-raba ke
daerah klitorisnya,,,ohh...ughh...diapun mulai melakukukan gerakan naik
turun,,ooooohh...mba,,,k enakkk bange..t...iyaa..h dikk...mbak
...jjjuugaa.
Sesekali
dia memekik. mmmbak...aku dah gak tahhan...kataku..,kataku. lalu dia
berdiri sehingga kontolku lepas dari vaginanya,dia ambil posisi tidur di
sofa sambil membuka selangkangnya..sekarang nampak jelas olehku vagina
yang indah kemerahan dan sudah sangat basah,diatasnya ditumbuhi
bulu-bulu hitam yang halus,segara kuhampiri apa yang ada di
hadapanku,kujilati bibir-bibirnya ooohh..enak banget...dan wanginya khas
..tak seperti yang kubanyangkan sebelumnya.
Diapun
semakin belingsatan sambil tanganya meremas-remas apa yang ada,ooh
dik,,,enak bange,,.dikk aku juga sudah,,gak taha,,,n,,keringatnya
semakin deras membasahi sekujur tubuhnya,'masukinnn aja
..sekara,,ng..ouuugh...,segera aku ambil posisi di aasnya,lalu kakinya
kuangkat ke pundakku,dan pelan- pelan kumasukkan kontolku ke lobang
memeknya....oohh..yeaah,..benar-benar sensasi luar biasa yang belom
pernah aku rasakan seumur hidup,lalu segera aku kocokkan kontolku hingga
amblas sampai ke pangkal,dan kocokanku semakin cepat,,,membua aliran
darah yang mengalir ketubuhku pun semakin deras,heringat pun mengucur
membasahi tubuh kami berdua,,oooohhh,,
uuugh,,,,ooogh...yyyea...yeaaahh.,,ayo,,,,dikkk,,, terusss.......ohhhg.
Aku
dah mau klu,,ar mbakk,,,,.iiiiiyyyaahh...iyyyaah..aku
juga..dddiik..oooogh....yeah...,dan kurasakan ada aliran deras yang
sudah tak kuat lagi aku bendung hingga ke ujung kontolku...,lalu segera
kubenamkan dalam-dalam kontolku kedalam vagina mbak lia,terasa badanku
gemetar sampai ke ubun ubun,seiring menyemburnya semua isi yang membara
dalam birahiku....ooouuh,bersamaan dengan itu kurasakan juga kaki-kaki
mbak lia juga gemetar dan menjepit erat ke pinggangku sambil tanganya
menjambak rambutku...ooooghh...dikkk,,en...aaaaak,,,kamu....hebbaatt
katanya sambil sekali lagi mencium bibirku.
"Ngentot Paksa Dinda Si Pramugari Cantik"
Malam telah larut dimana jarum jam
menunjukkan pukul 23.15. Suasana sepi menyelimuti sebuah kost-kostan
yang terletak beberapa kilometer dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng.
Kost-kostan tersebut lokasinya agak jauh dari keramaian sehingga
menjadi tempat favorit bagi siapa saja yang menginginkan suasana tenang
dan sepi. Kost-kostan yang memiliki jumlah kamar mencapai 30 kamar itu
terasa sepi karena memang baru saja dibuka untuk disewakan,hanya
beberapa kamar saja yang sudah ditempati, sehingga suasananya dikala
siang atau malam cukup lengang. Saat itu hujan turun lumayan deras, akan
tetapi nampak sesuatu telah terjadi disalah satu kamar dikost-kostan
itu. Seiring dengan turunnya air hujan,air mata Dinda juga mulai turun
berlinang disaat lelaki itu mulai menyentuh tubuhnya yang sudah tidak
berdaya itu. Saat ini tubuhnya sudah dalam kekuasaan para lelaki itu,
rasa keputus asaan dan takut datang menyelimuti dirinya.
Beberapa menit yang lalu secara
tiba- tiba dirinya diseregap oleh seseorang lelaki disaat dia masuk
kedalam kamar kostnya setibanya dari sebuah tugas penerbangan. Kedua
tangannya langsung diikat kebelakang dengan seutas tali,mulutnya
disumpal dengan kain dan setelah itu tubuhnya dicampakkan oleh lelaki
itu keatas tempat tidurnya. Ingin rasanya dia berteriak meminta
pertolongan kepada teman-temannya akan tetapi kendaraan antar jemput
yang tadi mengantarkannya sepertinya sudah jauh pergi meninggalkan
kost-kostan ini, padahal didalam kendaraan tersebut banyak
teman-temannya sesama karyawan. Dinda Fitria Septiani adalah seorang
Pramugari pada sebuah penerbangan swasta, usianya baru menginjak 19
tahun wajahnya cantik imut-imut, postur tubuhnya tinggi dan langsing
proporsional. Dengan dianugerahi penampilan yang cantik ini sangat
memudahkan baginya untuk diterima bekerja sebagai seorang pramugari.
Demikian pula dengan karirnya dalam waktu yang singkat karena
kecantikannya itulah dia telah menjadi sosok primadona di perusahaan
penerbangan itu. Banyak lelaki yang berusaha merebut hatinya, baik itu
sesama karyawan ditempatnya bekerja atau kawan-kawan lainya. Namun
karena alasan masih ingin berkarir maka dengan secara halus
maksud-maksud dari para lelaki itu ditolaknya. Akan tetapi tidak semua
lelaki memahami atas sikap dari Dinda itu. Paul adalah salah satu dari
orang yang tidak bisa menerima sikap Dinda terhadap dirinya. Kini
dirinya bersama dengan seorang temannya telah melakukan seuatu
perhitungan terhadap Dinda.
Rencana busuk dilakukannya
terhadap Dinda. Malam ini mereka telah menyergap Dinda dikamar kostnya.
Paul adalah satu dari sekian banyaknya lelaki yang menaruh hati kepada
dirinya, akan tetapi Paul bukanlah seseorang yang dikenalnya dengan baik
karena kedudukannya bukanlah seorang karyawan penerbangan ditempatnya
bekerja atau kawan-kawannya yang lain, melainkan dia adalah seorang
tukang batu yang bekerja dibelakang kost-kostan ini. Ironisnya, Paul
yang berusia setengah abad lebih dan melebihi usia ayah Dinda itu lebih
sering menghalalkan segala cara dalam mendapatkan sesuatu, maklumlah dia
bukan seseorang yang terdidik. Segala tingkah laku dan perbuatannyapun
cenderung kasar, karena memang dia hidup dilingkungan orang-orang yang
bertabiat kasar. “Huh rasakan kau gadis sombong !”, bentaknya kepada
Dinda yang tengah tergolek dikasurnya.”Aku dapatkan kau sekarang….!”,
lanjutnya. Sejak perjumpaannya pertama dengan Dinda beberapa bulan yang
lalu, Paul langsung jatuh hati kepada Dinda.
Dimata Paul, Dinda bagaikan
bidadari yang turun dari khayangan sehingga selalu hadir didalam
lamunnanya. Diapun berniat untuk menjadikannya sebagai istri yang ke-4.
Bak bukit merindukan bulan, Paul tidak berdaya untuk mewujudkan
impiannya itu. Predikatnya sebagai tukang batu, duda dari 3 kali
perkawinan, berusia 51 tahun,lusuh dan miskin menghanyutkan impiannya
untuk dapat mendekati sang bidadari itu. Terlebih-lebih ada beberapa
kali kejadian yang sangat menyakitkan hatinya terkait dengan Dinda sang
bidadari bayangannya itu. Sering tegur sapanya diacuhkan oleh
Dinda,tatapan mata Dindapun selalu sinis terhadap dirinya. Lama kelamaan
didalam diri Paul tumbuh subur rasa benci terhadap Dinda, penilaian
terhadapnyapun berubah, rasa kagumnya telah berubah menjadi benci namun
gairah nafsu sex terhadap Dinda tetap bersemi didalam dirinya tumbuh
subur menghantui dirinya selama ini.
Akhirnya dipilihlah sebuah jalan
pintas untuk melampiaskan nafsunya itu, kalaupun cintanya tidak dapat
setidaknya dia dapat menikmati tubuh Dinda pikirnya. Jadilah malam ini
Paul melakukan aksi nekat, diapun membulatkan hatinya untuk memberi
pelajaran kepada Dinda sekaligus melampiaskan nafsunya yang selama ini
mulai tumbuh secara subur didalam dirinya. Kini sang bidadari itu telah
tergeletak dihadapannya, air matanyapun telah membasahi wajahnya yang
putih bersih itu. “Lihat aku, cewek bangsat…..!”, hardiknya seraya
memegang kepala Dinda dan menghadapkan kewajahnya. “Hmmmphh….!!”,
jeritnya yang tertahan oleh kain yang menyumpal dimulutnya, mata Dinda
pun melotot ketika menyadari bahwa saat ini dia telah berhadapan dengan
Paul seseorang yang dibencinya. Hatinyapun langsung ciut dan tergetar
tatkala Paul yang berada dihadapannya tertawa penuh dengan kemenangan,
“Hahaha….malam ini kamu jadi pemuasku, gadis cantik”. Keringatpun
langsung mengucur deras membasahi tubuh Dinda, wajahnya nampak tersirat
rasa takut yang dalam, dia menyadari betul akan apa-apa yang bakal
terjadi terhadap dirinya. Disaat seperti inilah dia menyadari betul akan
ketidak berdayaan dirinya, rasa sesal mulai hadir didalam hatinya, akan
sikap- sikapnya yang tidak berhati-hati terhadap Paul. Kini dihadapan
Dinda, Paul mulai melepaskan baju kumalnya satu persatu hingga akhirnya
telanjang bulat. Walaupun telah berusia setengah abad lebih, namun
karena pekerjaannya sebagai buruh kasar maka Paul memiliki tubuh yang
atletis, badannya hitam legam dan kekar,beberapa buah tatto menghiasi
dadanya yang bidang itu. Isak tangis mulai keluar dari mulut Dinda,
disaat paul mulai mendekat ketubuhnya. Tangan kanannya memegang batang
kemaluannya yang telah tegak berdiri itu dan diarahkannya kewajah Dinda.
Melihat ini Dinda berusaha memalingkan wajahnya, namun tangan kiri Paul
secepat kilat mencengkram erat kepala Dinda dan mengalihkannya lagi
persis menghadap ke batang kemaluannya.. Dan setelah itu
dioles-oleskannya batang kemaluannya itu diwajah Dinda, dengan tubuh
yang bergetar Dinda hanya bisa memejamkan matanya dengan erat karena
merasa ngeri dan jijik diperlakukan seperti itu. Sementara kepala tidak
bisa bergerak-gerak karena dicengkraman erat oleh tangan Paul.
“Ahhh….perkenalkan rudal gue ini sayang…..akhhh….” ujarnya sambil terus
mengoles-oleskan batang kemaluannya diwajah Dinda, memutar-mutar
dibagian pipi, dibagian mata, dahi dan hidungnya. Melalui batang
kemaluannya itu Paul tengah menikmati kehalusan wajah Dinda. “Hai cantik
!….sekarang sudah kenal kan dengan tongkol gue ini, seberapa mahal sih
wajah cantik elo itu hah ? sekarang kena deh ama tongkol gue ini….”,
sambungnya. Setelah puas dengan itu, kini Paul mendorong tubuh Dinda
hingga kembali terjatuh kekasurnya. Sejenak dikaguminya tubuh Dinda yang
tergolek tak berdaya ditempat tidurnya itu. Baju seragam pramugarinya
masih melekat rapi dibadannya. Baju dalaman putih dengan dasi kupu-kupu
berwarna biru ditutup oleh blazer yang berwarna kuning tua serta rok
pendeknya yang berwarna biru seolah semakin membangkitkan birahi Paul,
apalagi roknya agak tersingkap hingga pahanya yang putih mulus itu
terlihat.
Rambutnya yang panjang sebahu
masih digelung sementara itu topi pramugarinya telah tergeletak jatuh
disaat penyergapan lagi. “Hmmpphhh…mmhhh…”, sepertinya Dinda ingin
mengucapkan sesuatu kepadanya, tapi apa perdulinya paling-paling cuma
permintaan ampun dan belas kasihan. Tanpa membuang waktu lagi kini
diputarnya tubuh Dinda menjadi tengkurap, kedua tangannya yang terikat
kebelakang menempel dipunggung sementara dada dan wajahnya menyentuh
kasur. Kedua tangan kasar Paul itu kini mengusap-usap bagian pantat
Dinda, dirasakan olehnya pantat Dinda yang sekal. Sesekali tangannya
menyabet bagian itu bagai seorang ibu yang tengah menyabet pantat
anaknya yang nakal “Plak…Plak…”. “Wah sekal sekali pantatmu…”, ujar Paul
sambil terus mengusap-usap dan memijit- mijit pantat Dinda. Dinda hanya
diam pasrah, sementara tangisannya terus terdengar. Tangisnya terdengar
semakin keras ketika tangan kanan Paul secara perlahan-lahan mengusap
kaki Dinda mulai dari betis naik terus kebagian paha dan akhirnya
menyusup masuk kedalam roknya hingga menyentuh kebagian selangkangannya.
Sesampainya dibagian itu, salah satu jari tangan kanan Paul, yaitu jari
tengahnya menyusup masuk kecelana dalamnya dan langsung menyentuh
kemaluannya. Kontan saja hal ini membuat badan Dinda agak menggeliat,
dia mulai sedikit meronta-ronta, namun jari tengah Paul tadi langsung
menusuk lobang kemaluan Dinda. “Egghhmmmmm…….”,Dinda menjerit badannya
mengejang tatkala jari telunjuk Paul masuk kedalam liang kewanitaannya
itu. Badan Dindapun langsung menggeliat- geliat seperti cacing
kepanasan, ketika Paul memainkan jarinya itu didalam lobang kemaluan
Dinda.
Dengan tersenyum terus dikorek-
koreknyalah lobang kemaluan Dinda, sementara itu badan Dinda
menggeliat-geliat jadinya, matanya merem-melek, mulutnya mengeluarkan
rintihan- rintihan yang teredam oleh kain yang menyumpal mulutnya itu
“Ehhmmmppphhh….mmpphhhh….. “. Setelah beberapa menit lamanya, kemaluan
Dindapun menjadi basah oleh cairan kewanitaannya, Paul kemudian mencabut
jarinya. Tubuh Dindapun dibalik sehingga posisinya terlentang. Setelah
itu roknya disingkapkan keatas hingga rok itu melingkar dipinggulnya dan
celana dalamnya yang berwarna putih itu ditariknya hingga bagian bawah
Dinda kini telanjang. Terlihat oleh Paul, kemaluan Dinda yang indah,
sedikit bulu-bulu tipis yang tumbuh mengitari lobang kemaluannya yang
telah membengkak itu. Dengan bernafsunya direntangkan kedua kaki Dinda
hingga mengangkang setelah itu ditekuknya hingga kedua pahanya menyentuh
ke bagian dada. Wajah Dinda semakin tegang, tubuhnya gentar, seragam
pramugarinyapun telah basah oleh keringat yang deras membanjiri
tubuhnya, Paul bersiap-siap melakukan penetrasi ketubuh Dinda. Dapatkan
Cerita Dewasa hanya di Idewasa.Blogspot.Com. “Hmmmmpphhh……….hhhhhmmmm
ppp…. ..”, Dinda menjerit dengan tubuhnya yang mengejang ketika Paul
mulai menanamkan batang kemaluannya didalam lobang kemaluan Dinda.
Matanya terbelalak menahan rasa sakit dikemaluannya, tubuhnya
menggeliat-geliat sementara Paul terus berusaha menancapkan seluruh
batang kemaluannya. Memang agak sulit selain Dinda masih perawan,
usianyapun masih tergolong muda sehingga kemaluannya masih sangat
sempit. Akhirnya dengan sekuat tenaganya, Paul berhasil menanamkan
seluruh batang kemaluannya didalam vagina Dinda.
Tubuh Dinda berguncang-guncang
disaat itu karena dia menangis merasakan sakit dan pedih tak terkirakan
dikemaluannya itu. Diapun menyadari bahwa malam itu keperawanannya
akhirnya terenggut oleh Paul. “Ahh….kena kau sekarang !!! akhirnya Gue
berhasil mendapatkan perawan elo !”, bisiknya ketelinga Dinda. Hujanpun
semakin deras, suara guntur membahana memiawakkan telinga. Karena ingin
mendengar suara rintihan gadis yang telah ditaklukkannya itu,dibukannya
kain yang sejak tadi menyumpal mulut Dinda. “Oouuhhh…..baang….saakiitt
…banngg….amp uunn …”, rintih Dinda dengan suara yang megap- megap. Jelas
Paul tidak perduli. Dia malahan langsung menggenjot tubuhnya memopakan
batang kemaluannya keluar masuk lobang kemaluan Dinda.
“Aakkhh….ooohhhh….oouuhhhh
….ooohhhggh… .”, Dinda merintih-rintih, disaat tubuhnya digenjot oleh
Paul, badannyapun semakin menggeliat-geliat. Tidak disadarinya justru
badannya yang menggeliat-geliat itu malah memancing nafsu Paul, karena
dengan begitu otot-otot dinding vaginanya malah semakin ikut
mengurut-urut batang kemaluan Paul yang tertanam didalamnya, karenanya
Paul merasa semakin nikmat. Menit-menitpun berlalu dengan cepat, masih
dengan sekuat tenaga Paul terus menggenjot tubuh Dinda, Dindapun nampak
semakin kepayahan karena sekian lamanya Paul menggenjot tubuhnya. Rasa
pedih dan sakitnya seolah telah hilang, erangan dan rintihanpun kini
melemah, matanya mulai setengah tertutup dan hanya bagian putihnya saja
yang terlihat, sementara itu bibirnya menganga mengeluarkan
alunan-alunan rintihan lemah, “Ahhh…..ahhhh…oouuhhhh…” . Dan akhirnya
Paulpun berejakulasi di lobang kemaluan Dinda, kemaluannya menyemburkan
cairan kental yang luar biasa banyaknya memenuhi rahim Dinda.
“A..aakkhhh…..”, sambil mengejan Paul melolong panjang bak srigala,
tubuhnya mengeras dengan kepala menengadah keatas.
Puas sudah dia menyetubuhi
Dinda, rasa puasnya berlipat-lipat baik itu puas karena telah mencapai
klimaks dalam seksnya, puas dalam menaklukan Dinda, puas dalam merobek
keperawanan Dinda dan puas dalam memberi pelajaran kepada gadis 6cantik
itu. Dinda menyambutnya dengan mata yang secara tiba-tiba terbelalak,
dia sadar bahwa pasangannya telah berejakulasi karena disakannya ada
cairan-cairan hangat yang menyembur membanjiri vaginanya. Cairan kental
hangat yang bercampur darah itu memenuhi lobang kemaluan Dinda sampai
sampai meluber keluar membasahi paha dan sprei kasur. Dinda yang
menyadari itu semua, mulai menangis namun kini tubuhnya sudah lemah
sekali. Dengan mendesah puas Paul merebahkan tubuhnya diatas tubuh
Dinda, kini kedua tubuh itu jatuh lunglai bagai tak bertulang. Tubuh
Paul nampak terguncang-guncang sebagai akibat dari isak tangis dari
Dinda yang tubuhnya tertindih tubuh Paul. Setelah beberapa menit
membiarkan batang kemaluannya tertanam dilobang kemaluan Dinda, kini
Paul mencabutnya seraya bangkit dari tubuh Dinda. Badannya berlutut
mengangkangi tubuh lunglai Dinda yang terlentang, kemaluannya yang
nampak sudah melemas itu kembali sedikit- demi sedikit menegang disaat
merapat kewajah Dinda. Dikala sudah benar-benar menegang, tangan kanan
Paul sekonyong-konyong meraih kepala Dinda. Dinda yang masih
meringis-ringis dan menangis tersedu-sedu itu, terkejut dengan tindakan
Paul.
Terlebih-lebih melihat batang
kemaluan Paul yang telah menegang itu berkedudukan persis dihadapan
wajahnya. Belum lagi sempat menjerit, Paul sudah mencekoki mulutnya
dengan batang kemaluannya. Walau Dinda berusaha berontak namun akhirnya
Paul berhasil menanamkan penisnya itu kemulut Dinda. Nampak Dinda
seperti akan muntah, karena mulutnya merasakan batang kemaluan Paul yang
masih basah oleh cairan sperma itu. Setelah itu Paul kembali memopakan
batang kemaluannya didalam rongga mulut Dinda, wajah Dinda memerah
jadinya, matanya melotot, sesekali dia terbatuk-batuk dan akan muntah.
Namun Paul dengan santainya terus memompakan keluar masuk didalam mulut
Dinda, sesekali juga dengan gerakan memutar-mutar. “Aahhhh….”, sambil
memejamkan mata Paul merasakan kembali kenikmatan di batang kemaluannya
itu mengalir kesekujur tubuhnya. Rasa dingin, basah dan geli
dirasakannya dibatang kemaluannya. Dan akhirnya,
“Oouuuuhhhh…Dinndaaaa…saya nggg… ..”, Paul mendesah panjang ketika
kembali batang kemaluannya berejakulasi yang kini dimulut Dinda. Dengan
terbatuk-batuk Dinda menerimanya, walau sperma yang dimuntahkan oleh
Paul jumlahnya tidak banyak namun cukup memenuhi rongga mulut Dinda
hingga meluber membasahi pipinya. Setelah memuntahkan spermanya Paul
mencabut batang kemaluannya dari mulut Dinda, dan Dindapun langsung
muntah-muntah dan batuk-batuk dia nampak berusaha untuk mengeluarkan
cairan-cairan itu namun sebagian besar sperma Paul tadi telah mengalir
masuk ketenggorokannya. Saat ini wajah Dinda sudah acak- acakan akan
tetapi kecantikannya masih terlihat, karena memang kecantikan dirinya
adalah kecantikan yang alami sehingga dalam kondisi apapun selalu cantik
adanya.
Dengan wajah puas sambil
menyadarkan tubuhnya didinding kasur, Paulpun menyeringai melihat Dinda
yang masih terbatuk-batuk. Paul memutuskan untuk beristirahat sejenak,
mengumpulkan kembali tenaganya. Sementara itu tubuh Dinda meringkuk
dikasur sambil terisak-isak. Waktupun berlalu, jam didinding kamar Dinda
telah menunjukkan pukul 1 dinihari. Sambil santai Paulpun menyempatkan
diri mengorek-ngorek isi laci lemari Dinda yang terletak disamping
tempat tidur. Dilihatnya album foto- foto pribadi milik Dinda, nampak
wajah-wajah cantik Dinda menghiasi isi album itu, Dinda yang anggun
dalam pakaian seragam pramugarinya,nampak cantik juga dengan baju
muslimnya lengkap dengan jilbab ketika foto bersama keluarganya saat
lebaran kemarin dikota asalnya yaitu Bandung. Kini gadis cantik itu
tergolek lemah dihadapannya, setengah badannya telanjang, kemaluannya
nampak membengkak. Selain itu, ditemukan pula beberapa lembar uang yang
berjumlah 2 jutaan lebih serta perhiasan emas didalam laci itu, dengan
tersenyum Paul memasukkan itu semua kedalam kantung celana lusuhnya,
“Sambil menyelam minum air”,batinnya. Setelah setengah jam lamanya Paul
bersitirahat,kini dia bangkit mendekati tubuh Dinda. Diambilnya sebuah
gunting besar yang dia temukan tadi didalam laci. Dan setelah itu dengan
gunting itu, dia melucuti baju seragam pramugari Dinda satu persatu.
Singkatnya kini tubuh Dinda
telah telanjang bulat, rambutnyapun yang hitam lurus dan panjang sebahu
yang tadi digelung rapi kini digerai oleh Paul sehingga menambah
keindahan menghiasi punggung Dinda. Sejenak Paul mengagumi keindahan
tubuh Dinda, kulitnya putih bersih, pinggangnya ramping, payudaranya
yang tidak terlalu besar, kemaluannya yang walau nampak bengkak namun
masih terlihat indah menghias selangkangan Dinda. Tubuh Dinda nampak
penuh dengan kepasrahan, badannya kembali tergetar menantikan akan
apa-apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Sementara itu hujan diluar
masih turun dengan derasnya, udara dingin mulai masuk kedalam kamar yang
tidak terlalu besar itu.
Udara dingin itulah yang kembali
membangkitkan nafsu birahi Paul. Setelah hampir sejam lamanya memberi
istirahat kepada batang kemaluannya kini batang kemaluannya kembali
menegang. Dihampirinya tubuh telanjang Dinda, “Yaa…ampuunnn bangg…udah
dong….Dinda minta ampunn bangg…oohhh….”, Dinda nampak memelas
memohon-mohon kepada Paul. Paul hanya tersenyum saja mendengar itu
semua, dia mulai meraih badan Dinda. Kini dibaliknya tubuh telanjang
Dinda itu hingga dalam posisi tengkurap. Setelah itu ditariknya tubuh
itu hingga ditepi tempat tidur, sehingga kedua lutut Dinda menyentuh
lantai sementara dadanya masih menempel kasur dipinggiran tempat tidur,
Paulpun berada dibelakang Dinda dengan posisi menghadap punggung Dinda.
Setelah itu kembali direntangkannya kedua kaki Dinda selebar bahu, dan….
“Aaaaaaaaakkkkhh………” , Dinda melolong panjang, badannya mengejang dan
terangkat dari tempat tidur disaat Paul menanamkan batang kemaluannya
didalam lobang anus Dinda. Rasa sakit tiada tara kembali dirasakan
didaerah selangkangannya, dengan agak susah payah kembali Paul berhasil
menanamkan batang kemaluannya didalam lobang anus Dinda. Setelah itu
tubuh Dindapun kembali disodok-sodok, kedua tangan Paul meraih payudara
Dinda serta meremas-remasnya. Setengah jam lamnya Paul menyodomi Dinda,
waktu yang lama bagi Dinda yang semakin tersiksa itu.
“Eegghhh….aakkhhh….oohhh.. .”, dengan mata merem-melek serta tubuh
tersodok- sodok Dinda merintih-rintih, sementara itu kedua payudaranya
diremas-remas oleh kedua tangan Paul. Paul kembali merasakan akan
mendapatkan klimaks, dengan gerakan secepat kilat dicabutnya batang
kemaluan itu dari lobang anus Dinda dan dibaliklah tubuh Dinda itu
hingga kini posisinya terlentang.
Secepat kilatpula dia yang kini
berada diatas tubuh Dinda menghujamkan batang kemaluannya kembali
didalam vagina Dinda. “Oouuffffhhh……”,Dinda merintih dikala paul
menanamkan batang kemaluannya itu. Tidak lama setelah Paul memompakan
kemaluannya didalam liang vagina Dinda “CCREETT….CCRROOOT…CROOTT. ..”,
kembali penis Paul memuntahkan sperma membasahi rongga vagina Dinda, dan
Dindapun terjatuh tak sadarkan diri. Fajar telah menjelang, Paul nampak
meninggalkan kamar kost Dinda dengan tersenyum penuh dengan kemenangan,
sebatang rokok menemaninya dalam perjalanannya kesebuah stasiun bus
antar kota,sementara itu sakunya penuh dengan lembaran uang dan
perhiasan emas. Entah apa yang akan terjadi dengan Dinda sang pramugari
cantik imut-imut itu, apakah dia masih menjual mahal dirinya. Entahlah,
yang jelas setelah dia berhasil menikmati gadis cantik itu, hal itu
bukan urusannya lagi.
Langganan:
Postingan (Atom)