Rabu, 08 Juni 2011

TANTE RIA

Peristiwa ini aku alami waktu masih SMU. Karena aku harus melanjutkan sekolah di Jakarta, sementara di kota itu aku tidak memiliki famili ataupun saudara, maka mau tidak mau akupun harus tinggal di tempat kost. Setelah beberapa kali mencari akhirnya aku memilih kost di tempat sebut saja tante Ria (nama disamarkan), seorang janda janda muda yg cantik dan rumahnya memang di buat khusus untuk tempat kost anak-anak sekolah.

Aku memilih kost di rumah tante Ria karena selain nyaman dan linkungannya bersih, juga karena jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat sekolahku. sama sekali tidak ada pikiran kalau aku memilih kost di situ karena ibu kostnya seorang janda cantik. Pada bulan-bulan awal aku tinggal di rumah tante Ria, aku memang sudah merasakan gejala-gejala yg lain dari Ibu kost-ku itu. dari sekian banyak anak kost yg tinggal di rumahnya, hanya akulah yg mendapatkan perhatian lebih. bahkan untuk makan-pun aku di istimewakan. Awalnya aku sama sekali tidak punya pikiran apa-apa dengan hal itu. sampai akhirnya Tante Ria menyuruhku pindah ke kamar lain (salah satu kamar yg ada di rumah induk), karena kamarku yg lama akan di isi anak kost baru.

Awalnya aku memang sedikit sungkan karena di olok-olok teman-temanku, tapi aku sendiri tidak sanggup menolaknya dan akhirnya pindah juga ke kamar kost yg letaknya tidak jauh dari kamar tidur ibu kost ku.
Sejak tinggal di kamar yg baru, perhatian Tante Ria semakin bertambah. Ia tidak hanya mengistimewakan aku dalam hal makan, tapi juga sering mengajakku ngobrol berdua, biasanya di ruang tengah, hingga makin lama aku tidak sungkan lagi dan tidak ada rikuh di antara kami. 

Satu malam, Tante Ria minta tolong kepadaku untuk memijat tubuhnya yg katanya sangat capek dan pegel-pegel setelah seharian berpergian. Tolong pijitin aku sebentar ya Ton (nama disamarkan) kata Tante Ria sambil mengajakku ke kamarnya. Di dalam kamarnya yg sepi dan serba rapi itulah tante Ria melepas baju atasnya. Sementara di balik baju atasnya yg berwarna biru muda itu Ia tidak mengenakan apa-apa lain. Setelah bajunya di tanggalkan dengan posisi membelakangiku, Tante Ria lalu ke ranjangnya dan tidur dengan posisi tengkurap. Karena tidak di tutupi apapun aku jadi bebas menatap punggungnya, kulitnya begitu mulus putih bersih.

Meski aku masih remaja waktu itu tapi aku tetap lelaki normal dan tentu saja gairahku bangkit melihat pemandangan yg seperti itu. ?Ayo Ton..? kata Tante Ria mengejutkan lamunanku. Iya Tante, sahutku sambil duduk di tepi ranjangnya dan mendekat lalu mulai memijit punggungnya. Ketika tangganku menyentuh kulit punggung tante Ria yg mulus itulah aku merasakan getaran aneh menjalar ke sekujur tubuhku. Aku berusaha mengendalikannya. Terus Ton. Pijatanmu enak lho, katanya setengah berbisik. Ah ini juga hanya ngawur kok, Tante, sahutku tak kalah lirihnya, sementara jemari tanganku masih terus menari-nari di atas punggung Tante Ria. 

Entah di sengaja atau tidak! tiba- tiba Tante Ria membalikkan tubuhnya. Aku yang sejak tapi bersusah payah untuk megendalikan gejolak birahiku, kontan jadi kebinggungan. Meski Usia Tante Ria sudah 35 tahun tapi tubuh Tante Ria masih sintal dan padat. Demikian pula dengan dua bukit kembar di dadanya masih tampak kenyal dan menantang Entah setan mana yang merasuk otakku., dengan beraninya aku tiba-tiba meraih kedua buah dada Tante Ria lalu meremas-remasnya.":Ton, Ohh? bisik desah Tante Ria, sementara tangganya balas meremas tangganku yg masih asyik memainkan payudaranya.

Merasa mendapatkan respon, maka aku jadi makin berani. Kini tidak hanya tanganku saja yang asyik bermain, tapi juga lidah dan mulutku. Ohhh....terus,,,Ton.... desah Tante Ria dengan mata setengah terpejam saat aku menjilati dan mengulum puting susunya yg coklat kemerahan itu. Puas dengan payudarannya ciumanku makin melorot ke bawah dan kulucuti celana dalamnya. Kini ciumanku hinggap di selangkangan tante Ria. Bibir vaginanya yg berbulu aku lumat dan aku jilati dengan penuh nafsu sampai Tante Ria mengelinjang dan mendesah-desah.

Rupanya Tante Ria tidak mau menjadi objek saja. Dengan ganasnya di merubah posi dan menelajangiku. Matanya terbelalak menyaksikan Rudal di selangkanganku yg tegak dengan gagahnya. Dengan penuh nafsu di mencium, menjilati dan mengocok torpedoku itu dengan mulutnya. Aku yg belum pernah merasakan hal itu sebelumnya hanya bisa melenguh dan sesekali mengeliat nikmat merasakan keganasan tante Ria me-ngoral penisku. Rasa nikmatnya tak bisa ku ucapkan dengan kata-kata. Setelah puas me-ngoral rudalku Tante Ria langsung mengambil posisi telentang dan aku mengambil posisi di atasnya. 

Ia membimbing kejantaannku yang diarahkannya ke liang surganya. Masukin ya Ton, Tante sudah nggak tahan nih.... rengeknya. Aku yang juga sudah tidak sabar lagi akhirnya mulai mendorongkan kejantananku agar masuk kedalam memek Tante Ria. Ohh......rasanya nikmat sekali, dengan gerakan teratur aku mulai melakukan gerakan maju-mundur, Aduh......ohhh......terus Ton.....teruskan Ton.... desah Tante Ria tidak tertahankan lagi.

Ternyata meski sudah berumur 35 tahun tapi memek Tante Ria masih enak dan kencang. Rudalku serasa dipijit dan diremas-remas oleh otot-otot liang kewanitaannya. Kusetubuhi Tante Ria dengan penuh nafsu sampai akhirnya kami sama-sama mencapai puncak secara bersamaan. Sehabis bercinta kami tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang.

Sejak kejadian itu hubunganku dengan Tante Ria semakin mesra saja. Setiap ada keinginan dan kesempatan aku selalu tidak menolak dan bahkan semakin ketagihan untuk memenuhi hasrat seks Tante Ria yang mengelora.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar